15 Agu 2012

Menengok Guci Dinasti Ming di Masjid Taqwa Tompong


Masjid Taqwa Tompong merupakan masjid kuno di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Masjid yang dibangun pada tahun 1887 oleh salah seorang saudagar kaya asal Kabupaten Wajo, bernama La Bandu yang menikahi wanita asal Bantaeng tersebut, menyimpan banyak nilai sejarah.

Dari luar bangunan masjid, mata kita akan langsung tertuju ke arah puncak atap masjid yang berbentuk tumpeng tiga. Pada bagian pucuknya, terdapat sebuah guci zaman Dinasti Ming masih berdiri tegak.

"Selain guci zaman Dinasti Ming, kami juga masih menyimpan Al-quran tua yang ayat-ayatnya itu ditulis tangan," kata seorang pengurus masjid, Baso Parampang, Kamis (16/8/2012).

Baso lalu menjelaskan, di dalam bangunan ini, terdapat empat tiang penyangga yang melambangkan empat mazhab yakni mazhab Hambali, Syafi'i, Hanafi, dan Maliqi. Di langit-langit masjid, terdapat 17 batang balok kayu penyangga yang bermakna sebagai jumlah rakaat dari shalat wajib lima kali sehari semalam.

Pada sisi masjid terdapat lima pintu yang melambangkan rukun islam, dan enam jendela melambangkan rukun iman. Mesjid Taqwa Tompong itu memiliki tinggi 16 meter, terdiri dari tiga tingkat. Untuk saat ini pada tingkat kedua dan tiga tidak lagi difungsikan, padahal sebelumnya tingkat kedua dan tiga digunakan untuk tempat belajar agama dan mengaji bagi anak-anak setempat, dan juga tempat adzan.

Baso menambahkan, masjid kuno ini masih mempertahankan bentuk asli bangunannya, namun untuk menghindari terkelupasnya dinding masjid karena sudah berumur ratusan tahun, mesjid tersebut dipasangkan keramik tambahan pada dindingnya. Selain sebagai tempat beribadah, kata Baso, masjid Taqwa Tompong ini juga dijadikan sebagai tempat pertemuan untuk membahas permasalah yang dihadapi warga sekitar.